Para fans drama dan film Korea, telah memandang bagaimana cerita di dalamnya menggambarkan kehidupan sekolah. Tapi apakah seperti itu kehidupan sekolah di Korea? Ketekunan dan kerja keras terlalu dibutuhkan para siswa di Korea Selatan. Penduduk Korea Selatan yakin bahwa keberhasilan dalam pendidikan, terlalu dibutuhkan untuk meningkatan standing dalam masyarakat.
Pendidikan jadi prioritas negara Korea. Maka tak heran, kecuali negera Korea termasuk ke dalam negara dengan sistem pendidikan terbaik. Bahkan kala ujian masuk perguruan tinggi berlangsung, siswa-siswa yang turut ujian bakal diakui seperti “Dewa”. Lalu, bagaimana kehidupan sekolah di Korea sebenarnya? Apakah serupa seperti di drama dan di film-film? Yuk, intip fakta-fakta tersebut ini, Bela!
1. Menghabiskan kala belajar 16 jam per hari
Siswa sekolah menengah atas di Korea menghabiskan keseluruhan sbobet online 16 jam per hari untuk bersekolah. Rata-rata siswa SMA di Korea mengawali kelas pertama sekitar pukul 8 pagi dan berakhir terhadap pukul 21.30, apalagi hingga pukul 10 malam. Hal tersebut dilakukan siswa untuk mampu masuk ke perguruan tinggi negeri terbaik yang nggak jarang punyai energi saing tinggi.
Alhasil, banyak pula para siswa ikuti kelas tambahan sepulang sekolah untuk lebih mematangkan materi masuk perguruan tinggi negeri. Belajar di Korea Selatan mampu terlalu intens, lebih-lebih bagi siswa sekolah menengah. Hal ini merupakan anggota dari budaya Korea Selatan untuk belajar sebanyak mungkin, demi mendaftar di universitas terbaik.
2. Bersekolah di hari Sabtu
Jika anda berpikir siswa Korea libur di hari Sabtu, pikiranmu ternyata salah. Hari sekolah resmi dilakukan dari Senin hingga Sabtu. Hal tersebut mengakibatkan siswa dan guru terasa tidak senang. Namun, sejak tahun 2010 jadwal sekolah sedikit dilonggarkan, yaitu mereka punyai dua hari Sabtu per bulan untuk libur.
Tahun ajaran khas Korea Selatan berlangsung dari bulan Maret hingga pertengahan Juli, sebelum di mulai kembali terhadap bulan Agustus, hingga pertengahan Februari tahun berikutnya.
Liburan sekolah terhadap dasarnya berwujud keagamaan atau budaya. Ada dua periode liburan: liburan musim dingin dari pertengahan Desember hingga akhir Januari, dan liburan musim semi di akhir Februari. Walaupun kudu bersekolah dari Senin – Sabtu, setidaknya mereka tetap punyai dua periode libur panjang.
3. Guru terlalu dihormati di Korea
Menjadi tidak benar satu pilar pendidikan di Korea Selatan, sehingga peran seorang guru terlalu dijunjung di sana. Guru punyai daerah yang punya nilai dan dihormati di masyarakat. Seorang guru bakal meraih peningkatan gaji, liburan dan tunjangan liburan dikatakan lebih baik daripada pekerjaan kantor biasa.
Sebagai tidak benar satu bentuk penghargaan untuk seorang guru, setiap tanggal 15 Mei diperingati hari guru. Para siswa dengan sukarela mendekor ruang kelas sedemikian rupa, ataupun buat persiapan suatu hal tanpa sepengetahuan guru untuk mengasyikkan mereka. Karena undang-undang di Korea Selatan yang tidak memperbolehkan guru menerima hadiah berwujud uang dan barang punya nilai lainnya, hadiah yang biasanya diberikan terdiri dari surat-surat dengan postingan siswa, bunga, dan kue-kue.
4. Outing Class jadi moment yang ditunggu
Kalau anda sering lihat drama Korea yang berkisah perihal sekolah, tentu nggak jarang yang menampilkan aktivitas outing class. Sama halnya seperti di Indonesia, di Korea Selatan para siswa sekolah dasar hingga menengah, melaksanakan aktivitas tersebut.
Tempat tujuan outing class termasuk berbeda-beda sesuai dengan daerah masing-masing. Misal, kecuali mereka yang bersekolah di ibu kota Korea Selatan (Provinsi Seoul dan Gyeonggi) biasanya bakal melaksanakan perjalanan sekolah ke Gyeongju atau Pulau Jeju, dan begitu pula sebaliknya. Dan, banyak pula sekolah-sekolah swasta memilih luar negeri untuk jadi tujuan destinasi wisata.