Harga minyak turun nyaris USD 1 per barel pada hari Jumat (Sabtu pas Jakarta) sebab komentar dari pejabat bank sentral AS tunjukkan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka pas yang lebih lama, yang bisa menahan permintaan dari konsumen minyak mentah terbesar di dunia.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (11/5/2024), harga minyak mentah berjangka Brent turun 1,3% jadi USD 82,79 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,26% jadi USD 78,26 per barel.
Harga minyak termasuk tertekan sebab dolar AS menguat sehabis Presiden Federal Reserve Dallas Lorie Logan mengatakan tidak tahu apakah kebijakan tersebut lumayan ketat untuk turunkan inflasi ke obyek 2% yang ditetapkan bank sentral AS.
Nilai tukar dolar AS yang kuat membawa dampak komoditas di dalam mata duit greenback lebih mahal bagi konsumen demo spaceman yang gunakan mata duit lain, dan suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka pas yang lebih lama termasuk bisa kurangi permintaan.
Suku bunga yang lebih tinggi kebanyakan memperlambat kegiatan ekonomi dan melemahkan permintaan minyak.
Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic termasuk mengatakan kepada Reuters bahwa menurutnya inflasi mungkin akan melambat berdasarkan kebijakan moneter pas ini, sehingga amat mungkin bank sentral untuk menjadi turunkan suku bunga kebijakannya pada tahun 2024, kendati mungkin cuma seperempat poin kadar dan tidak akan hingga pada bulan-bulan terakhir di tahun ini.
“Kedua pembicara The Fed tampaknya mengabaikan prospek penurunan suku bunga,” kata Partner Again Capital LL, John Kilduff.