Perang Hamas Vs Israel: Netanyahu Akui Akan Kembali ke Meja Diplomasi Gencatan Senjata

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat (29/3/2024), menyetujui kembalinya negosiasi gencatan senjata dengan Hamas, satu hari sesudah Mahkamah Internasional atau ICJ di Den Haag memerintahkan Israel untuk memberikan bantuan kemanusiaan mendesak terhadap warga Palestina tengah dibayangi petaka kelaparan di Trek Gaza.

Amerika Serikat (AS), Qatar dan Mesir sudah berupaya menengahi gencatan senjata dan pembebasan sandera semenjak gencatan senjata pertama pada November 2023.

Netanyahu, yang tengah berada di bawah tekanan internal sebab kegagalan memulangkan segala sandera yang dibendung oleh kategori militan semenjak 7 Oktober 2023, mengucapkan Ia sudah berdialog dengan para perunding utama Israel. Ia juga memberikan wewenang terhadap delegasi Israel untuk bergabung dalam negosiasi gencatan senjata di Qatar dan Mesir mengenai hal ini pada hari itu. Demikian seperti diinformasikan VOA Indonesia, Sabtu (30/3).

Hamas sebelumnya mengusulkan pelaksanaan gencatan senjata berjenjang, yang mana mereka akan membebaskan segala sandera yang tersisa sebagai imbalan atas usainya perang dan penarikan penuh pasukan Israel dari Trek Gaza, pembukaan perbatasannya untuk bantuan dan rekonstruksi, dan pembebasan spaceman gacor ratusan sandera tahanan Palestina, termasuk petinggi militan yang menjalani sanksi seumur hidup.

Netanyahu menyebut prasyarat Hamas cuma daya pikir dan berkomitmen melanjutkan serangan Israel sesudah pembebasan sandera dan terus berperang hingga kategori militan hal yang demikian dihancurkan.

Ratusan Orang Masih Disandera

Hamas diyakini menyandera sekitar 100 orang dan jasad sekitar 30 orang yang terbunuh di Israel selama serangan Hamas pada 7 Oktober atau mereka yang tewas dalam penawanan.

Sejauh ini, berdasarkan otoritas kesehatan Trek Gaza, serangan balasan Israel ke Trek Gaza sudah menewaskan sedikitnya 32.623 orang, beberapa besar perempuan dan buah hati-buah hati, dan melukai lebih dari 70.000 orang.

Beberapa besar kawasan kantong hal yang demikian sudah hancur menjadi puing-puing, dan beberapa besar penduduk Trek Gaza berlindung di kota perbatasan selatan, Rafah.

Petaka Buatan Manusia

Mahkamah Internasional memerintahkan Israel mengambil segala perbuatan yang dibutuhkan dan tepat sasaran untuk memutuskan, tanpa penundaan pasokan layanan dasar dan bantuan kemanusiaan yang betul-betul diperlukan.

Philippe Lazzarini, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, memperingatkan dalam sebuah uploadan di platform media sosial X pada Kamis bahwa keputusan ICJ yaitu \\\”pengingat yang kongkret bahwa petaka keadaan kemanusiaan di Trek Gaza yaitu buatan manusia + kian memburuk.\\\”

Berdasarkan PBB dan organisasi bantuan internasional, sekitar 2,3 juta penduduk Trek Gaza menghadapi tingkat kerawanan pangan yang betul-betul tinggi. ini disebabkan oleh hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pengiriman bantuan oleh Israel, keadaan perselisihan yang berlangsung, serta gangguan kepada ketertiban awam.